Komisi V Berharap Ada Monumen Korban Kecelakaan Helikopter Basarnas
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis berharap para korban helikopter Basarnas yang gugur saat akan menjalankan misi kemanusiaan di Dieng dikenang lewat sebuah monumen. Menurutnya, monumen itu bisa berbentuk bintang atau yang lainnya agar para korban bisa terus dikenang karena gugur dalam tugas.
Fary menekankan hal itu saat memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi V DPR ke Kantor SAR Semarang, Jawa Tengah, Selasa (4/7/2017) lalu.
Kunjungan Komisi V tersebut dalam rangka menggali keterangan mengenai kecelakaan helikopter Basarnas di Temanggung, Jateng. Helikopter itu sedianya melakukan evakuasi korban letusan Kawah Sileri di Dieng, Jateng.
“Penting ada semacam monumen bagi rescuer kita atau dalam bentuk bintang di kantor Basarnas. Kebanggaan dari tim rescue itu. Di beberapa negara ada itu, kita akan bicarakan hal itu dengan Kepala Basarnas,” komitmen Fary.
Politikus Partai Gerindra itu menambahkan selain menghormati anggota tim Basarnas dan kru helikopter, keluarga yang ditinggalkan juga harus diperhatikan. Kenaikan pangkat bagi anggota Basarnas yang menjadi korban perlu dilakukan. Ia juga berharap pihak terkait memberikan bantuan untuk istri dan anak para korban.
“Anak-anak korban juga harus diperhatikan, ini penting. Kami memberi dukungan penuh terhadap Basarnas. Karena Basarnas seperti tangan Tuhan yang pertama mengevakuasi korban-korban,” tegas politisi asal dapil NTT itu.
Helikopter yang mengalami kecelakaan itu berisikan delapan penumpang. Delapan korban itu yakni Kapten Laut (P) Haryanto, Kapten Laut (P) Ii Solihin, Sersan Kepala Mpu Hari Marsono, dan Pembantu Letnan Satu LPU Budi Santoso yang merupakan kru helikopter. Sementara dari Tim Basarnas, yakni Maulana Afandi, Nyoto Purwanto, Budi Restiyanto, dan Catur Bambang Sulistiyo.
Usai menggelar pertemuan dengan SAR Semarang, Tim Komisi V DPR pun melawat ke salah satu rumah korban, Budi Restiyanto.