Komisi VI DPR Sambangi PT Bio Farma, Begini Permintaan Nevi Zuairina
jpnn.com, BANDUNG - Pada saat kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke PT. Bio Farma (Persero) Bandung dalam rangka melihat langsung kesiapan dan peran holding BUMN Farmasi, Anggota Komisi VI DPR Hj. Nevi Zuairina meminta kepada perusahaan pelat merah ini untuk membangun keamanan bidang kesehatan (Healthy Security) dan keuntungan ekonomi.
Kunjungan spesifik ini untuk mengetahui kejadian lapang pada usaha mengatasi Pandemi Corona Virus (Covid-19) di Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan negara.
“Healthy Security ini dapat beriringan dengan membangun keekonomian yang menguntungkan buat negara. Tetapi perlu serius dan berkejaran dengan waktu. Ketika tepat pelaksanaan dan mampu berinovasi cepat dibanding negara lain, maka dapat membalikkan keterpurukan negara dari dampak ekonomi buruk akibat wabah," ucap Nevi pada Kamis (9/7/2020).
Politikus PKS ini sangat menyarankan kepada PT Biofarma agar menemukan bahan baku dari dalam negeri sehingga menekan angka impor bahan baku produk-produk farmasi. Riset dan Inovasi yang bekerja sama dengan berbagai kampus dan lembaga riset perlu terus dilakukan untuk memperkaya aset ilmu dan produk terapan bidang kesehatan.
Nevi melanjutkan, bahwa Indofarma mendapat dampak positif dari adanya Perppu Nomor 1 tahun 2020 Perppu 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19.
Pasalnya, Indofarma masih memasok sebagian besar bahan baku dari luar negeri. Bukan hanya produk kimia dasar yang perlu diimpor perusahaan farmasi. Tetapi juga Produk seperti natural extract (Natex) dan alat kesehatan.
Berdasarkan keterangan yang ia terima, bahwa Pada 31 Januari 2020 Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi resmi terbentuk, dengan PT Bio Farma menjadi induk perusahaannya. Adapun holding BUMN farmasi terdiri dari PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), serta menargetkan pendapatan senilai Rp16,8 triliun pada 2020. Total aset yang kini dimiliki oleh ketiga perusahaan tersebut berkisar Rp30,6 triliun
Pada blue print holding BUMN farmasi, lanjutnya, Bio Farma yang ditunjuk menjadi induk usaha, kebagian memroduksi vaksin dan antisera, atau serum darah yang mengandung anti bodi, PT Kimia Farma Tbk menangani produksi farmasi dan bahan baku. Lalu, PT Indofarma Tbk bertransformasi menjadi perusahaan dalam bidang alat kesehatan dan produk herba.