Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Komunitas Tionghoa Gedung Gajah Berbenah Menjelang Imlek (2-Habis)

Donasi Terbesar dari Kantong Warga Kelas Menengah

Selasa, 13 Januari 2009 – 01:49 WIB
Komunitas Tionghoa Gedung Gajah Berbenah Menjelang Imlek (2-Habis) - JPNN.COM
Foto : Radar Solo/JPNN
Kegiatan perayaan tahun baru Imlek yang sebelumnya dilakukan diam-diam kini dilakukan terang-terangan dan besar-besaran. Sejak 2000, PMS rajin menggelar berbagai acara dengan latar belakang budaya Tionghoa. Misalnya, PMS mengundang pentas kesenian dari Provinsi Hunan, Tiongkok (2000), pentas barongsai perdana di Hotel Lorin, Karanganyar, Jawa Tengah (saat itu masih milik Tommy Soeharto).

Reputasi PMS juga menarik minat Presiden Abdurrahman Wahid. Saat berulang tahun, dia mengundang delegasi kesenian PMS di acara Pentas Wayang Orang Pembauran di Jakarta. Seperti sedang mengalami euforia, saat itu PMS rajin memanggil artis-artis impor dari Tiongkok.

”Kalau ditanya, keinginan terbesar kami saat ini adalah nguri-uri (memelihara) budaya leluhur kami. Bukan kami ingin eksklusif, tapi kami ingin budaya itu menjadi bagian dari budaya Indonesia juga. Kami ingin menjadi Tionghoa Indonesia,” kata Budhi.

Menurut Budhi, uri-uri budaya leluhur itu juga merupakan wujud keinginan mereka agar eksistensi Tionghoa Indonesia (bukan keturunan Tionghoa), diakui oleh suku bangsa Indonesia yang lain. Sebab, tanpa disuruh, sejak sebelum reformasi PMS juga sudah membaur dan punya kepedulian sosial.

Kerusuhan Mei 1998 menjadi musibah sekaligus berkah bagi warga etnis Tionghoa di Solo, termasuk para anggota Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News