Kondisi Darurat, Anggaran Bisa Digeser
Jumat, 09 Maret 2012 – 10:30 WIB
Agus mengatakan meskipun harga BBM bersubsidi dinaikkan dan tarif tenaga listrik ditingkatkan, risiko fiskal masih tetap ada. Ia mengatakan, jika tidak ada kenaikan harga energi, defisit bisa membengkak menjadi 3,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Sekarang dengan kita melakukan persiapan APBNP itu bisa di bawah 3 persen," katanya.
Dalam RAPBNP 2012, pendapatan negara dan hibah diproyeksikan mencapai Rp 1.344,47 triliun, atau lebih tinggi dari target di APBN-nya sebesar Rp 1.311,38 triliun. Sedangkan belanja negara diusulkan meningkat dari Rp 1.435,40 triliun menjadi Rp 1.534,58 triliun. Peningkatan belanja ini membuat defisit anggaran meningkat dari proyeksi sebelumnya di APBN Rp 124,02 triliun atau 1,53 persen Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi Rp 190,10 triliun atau 2,23 persen PDB.
Pemerintah juga menyiapkan anggaran risiko fiskal berupa cadangan stabilisasi harga pangan sebesar Rp 3 triliun. Sedangkan cadangan risiko perubahan asumsi makro dianggarkan Rp 1,4 triliun. (sof)