Korban Tewas jadi 14 Orang
Menurut Sugiarto salah seorang tetangga korban, Junaidi sebenarnya adalah warga Jl Pemuda Demak Kota dan baru beberapa tahun terakhir pindah ke Katonsari ikut keluarga istrinya. Meski demikian, Junaidi selama ini dikenal sebagai sosok yang humoris dan baik hati.
“Yang saya ingat dari sosok almarhum bahwa beliau sangat suka sekali memancing ikan di laut dan sungai, selain itu dia sangat suka bercanda,” kenang Sugiarto.
Ditambahkan Sugiarto, selama ini jika acara syawalan almarhum selalu mengajak semua anggota keluarganya. Hanya saja, pada syawalan tahun-tahun sebelumnya, Junaidi selalu mengajak anak istrinya untuk merayakannya di Morodemak Bonang atau di Gedung Koni. Namun entah mengapa, tahun ini Junaidi malah mengajak seluruh keluarganya untuk merayakan syawalan di pantai Kartini Jepara.
Bahkan pada saat berangkat, almarhum mengajak semua anggota keluarganya untuk berjabat tangan sembari meminta maaf atas segala kesalahan yang sudah diperbuatnya. Ini tidak hanya dilakukan kepada keluarganya saja, namun juga terhadap tetangga sekitar rumahnya juga. “Ini seperti pertanda jika almarhum hendak pergi untuk selamanya,” imbuhnya.
Hingga takdir akhirnya berkata lain. Kapal yang ditumpangi Junaidi bersama istri dan dua anak mereka terbalik saat keluar dari pulau Panjang yang berjarak dua kilo dari pantai Kartini. Junaidi bersama dua anaknya akhirnya meninggal dan dimakamkan di TPU Kalikondang Jumat (16/8) pagi. Istrinya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit Jepara.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal kayu KM Jhonson itu pada Kamis (15/8) sore mengangkut 80 orang untuk acara Larungan. Kapal yang dinakhodai oleh Subakri tersebut mulai beroperasi sejak pagi pukul 08.00 WIB bersamaan acara tradisi Lomban dimulai. Kapal tersebut berangkat dari dermaga Ngemplak Jepara, guna mengangkut sekitar 80 orang yang akan melakukan prosesi larungan. Setelah itu kembali lagi ke dermaga. Usai mengantar peserta Lambon, Subakri kemudian menuju pantai Kartini. Dari pantai Kartini, ia membawa sekitar 15 wisatawan menuju pulau Panjang.
Tragis. Saat kapal dan rombongan wisatawan kembali dari pulau Panjang, terjadilah tragedi maut itu. Sebelum tenggelam, kapal buatan tahun 2005 tersebut mundur sejauh 150 meter dari dermaga sebelah Utara Pulau Panjang. Mengetahui hal itu, nakhoda kapal kemudian berusaha melaju ke depan dan memutar kapal.
Tanpa disangka, saat kapal akan diputar dengan dibelokkan ke kanan, nakhoda kehilangan kendali kemudinya. Akibatnya kapal tersebut terbalik dan tenggelam di kedalaman 12 meter. Para penumpang hanyut terbawa air. Ada yang bisa diselamatkan sebagian lagi hilang. (gnr/adi/har)