Kulit Singkong dan Tape Kedaluwarsa Bisa Jadi Pakan Ternak, Bagaimana Caranya?
jpnn.com, JEMBER - Universitas Jember (UNEJ) memberikan alternatif bagi pelaku usaha untuk memanfaatkan kulit singkong dan tape kedaluwarsa (tape afkir) sebagai pakan ternak.
Terlebih, untuk daerah penghasil limbah industri dari kulit singkong dan tape afkir seperti Bondowoso.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), secara kuantitas singkong menjadi limbah pertanian ketiga terbesar di Indonesia setelah limbah padi dan jagung.
Secara umum produksi tahunan singkong nasional mencapai 21,5 juta ton. Dari jumlah tersebut 16 persennya bakal menjadi limbah berupa kulit singkong.
Menurut dosen Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Jember kampus Bondowoso Himmatul Khasanah, kulit singkong tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak bermutu, termasuk memanfaatkan tape afkir.
“Jika diolah akan memberikan potensi tambahan penghasilan bagi pengusaha tape dan mendukung keberadaan Bondowoso sebagai kabupaten penghasil ternak utama di Jawa Timur,” ucap Himmatul dalam keterangannya, Selasa (22/11).
Berbagai kegiatan dilakukan UNEJ untuk meningkatkan awareness di kalangan pelaku usaha, salah satunya dengan memberikan pelatihan pembuatan pakan ternak alternatif ini kepada karyawan dan pengusaha tape merek Tape 57 di Desa Sumber Tengah, Binakal, Bondowoso.
“Kami berharap pakan ternak dari limbah kulit singkong ini bisa menjadi alternatif. Sebab, dalam observasi kami pakan ini mudah dicerna oleh ternak. Sekaligus mengurangi limbah kulit singkong dan memanfaatkan tape afkir,” kata dia.