Kumpulkan Warga, Harus Cari Satu Per Satu ke Hutan
Senin, 08 April 2013 – 16:32 WIB
Dalam satu KK, lanjut Lukas, ada yang memiliki anak hingga 10 orang. Dalam satu kampung itu, hanya Lukas yang bisa berbahsa Indonesia. Itu pun terpatah-patah. Maklum, mereka sama sekali tidak tersentuh pendidikan.
Jangankan bahasa Indonesia, status sebagai rakyat pun banyak yang tidak tahu. Menurut Lukas, di antara warga bahkan ada yang sempat bertanya, apakah kampung mereka sudah tercatat di pemerintahan atau belum. "Saya jawab sudah di-SK-kan. Tapi, mereka balik tanya, kalau sudah, kenapa tidak dapat bantuan pelayanan kesehatan," ujar Lukas menirukan jawaban warga.
Menjawab pertanyaan itu, Lukas sempat menyampaikan penawaran. Dia mengajak warga pindah ke kawasan yang dekat dengan Sausapor. "Tapi, mereka tidak mau," tuturnya.