Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kurban

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 20 Juli 2021 – 07:53 WIB
Kurban - JPNN.COM
Mal Hewan Kurban H Doni di Depok, Jawa Barat, menjual sapi berbagai ukuran untuk Iduladha. Foto: Ricardo/JPNN.com

Penyembelihan hewan kurban dalam Iduladha dalam beberapa tahun terakhir juga menjadi sasaran kritik dan kontroversi. Kalangan aktivis hewan menganggap metode penyembelihan bertentangan dengan standar modern, dan karena itu dianggap sebagai kekerasan dan kekejaman.

Dalam standar ajaran Islam prinsip utama dalam penyembelihan hewan kurban adalah tidak melakukan penyiksaan terhadap hewan. Dan tidak membuat hewan menderita baik fisik maupun mental, hewan tidak boleh mengalami stres apalagi depresi selama proses kurban.

Penyembelihan dilakukan dengan peralatan yang sangat tajam dengan satu gerakan yang mematikan ke arah tenggorokan. Hewan harus dipastikan mati dengan darah yang mengucur lepas dari nadi utama di tenggorokan dan nadi utama pernapasan.

Penyembelihan dalam standar Islam adalah pembunuhan berwelas asih (mercy killing).

Selama Iduladha setiap tahun umat Islam bisa menyembelih 100 sampai 130 juta binatang, dengan asumsi sepuluh persen dari 1,3 miliar umat Islam di dunia melakukan kurban.

Jumlah ini dilihat sebagai angka yang masif dalam sehari karena dilakukan terbuka, serempak, dan disertai ritual khusus, yakni salat Iduladha dan takbir.

Padahal jika dibandingkan dengan penyembelihan yang dilakukan untuk konsumsi masyarakat modern setiap hari jumlah itu terlihat sangat minim.

Hitunglah berapa konsumsi daging ayam setiap hari di seluruh dunia. Di Indonesia saja setiap tahun produksi dan konsumsi ayam potong mencapai dua juta ton atau dua miliar kilogram.

Penyembelihan hewan kurban dalam Iduladha beberapa tahun terakhir juga menjadi sasaran kritik dan kontroversi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News