Lahan Rawa Banjar Siap Jadi Kindai Limpuar
jpnn.com, BANJAR - Dari sekitar 34.1 juta ha lahan rawa terdapat 19.1 juta ha sesuai untuk pertanian. Hingga saat ini lahan rawa yang sudah dimanfaatkan untuk pertanian sekitar 3.68 juta ha atau hanya 15 persen saja. Dengan demikian potensi lahan rawa untuk pertanian sangat besar.
Menteri Pertanian RI Dr Andi Amran Sulaiman mengatakan lahan rawa adalah solusi pangan nasional. Oleh karena itu, kita harus garap lahan rawa, tanami padi, sayuran, pelihara itik dan ikan untuk kesejahteraan petani.
Hal tersebut disampaikan Menteri Amran saat acara temu lapangan dengan petani dan masyarakat Desa Tajau Landung, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (19/12) pagi.
Lebih lanjut, Amran mengatakan Kementan mulai tahun ini menggalakan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) di 6 propinsi yaitu Kalsel, Kalteng, Sumsel, Jambi, Lampung, dan Sulsel.
“Mimpi besar saya adalah Kalsel menjadi pusat pertanian modern, semuanya full mekanis. Mulai dari olah tanah, tanam, pemeliharaan, panen, hingga gabah menjadi beras, semuanya gunakan alat mekanisasi pertanian,” katanya.
Ia meminta petani Kalsel tidak malas dan harus turun ke sawah. Apalagi anak muda harus giat ke sawah. “Pemuda harus bangun pertanian Indonesia, pemuda dapat mengguncang dunia,” kata Amran menambahkan.
Bupati Banjar H Khalilurrahman menyambut baik program Kementan SERASI untuk membangun pertanian agar masyarakat Banjar sejahtera dan barokah. Bupati mengatakan bahwa masyarakat bertekad menjadikan Banjar menjadi lumbung pangan Kalsel atau menjadi Kindai Limpuar (lumbung berlimpah ruah).
Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa kunci keberhasilan lahan rawa adalah pengelolaan air. Dengan tata air yang tepat dan introduksi varietas berumur genjah, indeks pertanaman dapat ditingkatkan dari 100 menjadi 200.