Laleilmanino, Diskoria, dan Cecil Yang Rilis 'Djakarta' untuk Ulang Tahun Jakarta
Nino yang menggawangi departemen lirik mengatakan bahwa lirik-lirik seperti 'senang bukan cuma harta' atau 'hidup tak berdasi selalu bawa tawa' adalah pengamatan saat berinteraksi dengan warga dari beragam kelas sosial.
Kehidupan Jakarta pun tidak hanya diterjemahkan secara naratif oleh Laleilmanino.
Dalam Djakarta, trio Lale, Ilman, dan Nino juga menarasikan Jakarta dengan memberi sentuhan musik tradisional Betawi.
Menggandeng Yusuf Oeblet, seorang pegiat musik tradisional yang juga guru musik Nino di masa berseragam putih abu-abu.
Oeblet menggunakan alat musik gesek tradisional Betawi bernama Tehyan untuk mengisi beberapa bagian lagu.
"Lagu Djakarta ini juga ingin kami jadikan sebagai ruang dan gelanggang bagi musik tradisional tampil menarasikan Jakarta. Maka, kami mengajak Pak Oeblet yang punya rekam jejak panjang di dunia musik tradisi untuk berkolaborasi di lagu ini," beber Nino.
Tidak hanya musik tradisional, kehadiran rapper muda Cecil Yang pun memberi sentuhan urban yang kental melalui warna hip-hop dalam lagu Djakarta.
Interaksi antara yang tradisional dan urban di single ini menjadi gambaran corak kehidupan Jakarta yang mentereng dengan kawasan urban, tetapi juga dipenuhi kampung kota bersahaja.
Cecil merupakan seorang rapper muda yang telah merilis beberapa lagu sebelumnya dan baru saja bergabung dengan Sony Music Entertainment Indonesia.
Momen peluncuran single Djakarta juga menjadi sejarah karena inilah pertama kalinya Jakarta merayakan ulang tahun dengan status barunya sebagai Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Setelah 60 tahun menyandang status Daerah Khusus Ibukota (DKI) melalui Undang-undang nomor 10 tahun 1964, di tahun ini Jakarta melepaskan status khususnya tersebut.