Langkah Anggota DPR Usir Dirut MIND ID Tak Patut Dicontoh
Cadangan tambang underground adalah 93 persen dari total cadangan Freeport di Indonesia.
"Jadi, Indonesia rugi jika tak mengambil-alih tambang Freeport Indonesia. Dana US$ 5 miliar untuk membeli Freeport Indonesia itu kecil dibanding keuntungan yang diperoleh dari proses penambangan sampai 2041 nanti," katanya.
Ferdy juga mengatakan, di masa pandemi virus Corona COVID-19 saja, Freeport Indonesia masih memproduksi 120.000 matrik ton tembaga per hari. Ini adalah masa transisi dari open-pit ke underground, tetapi Freeport masih menikmati untung.
Pada masa transisi ini, Mind memang sedikit mendapat dividen dari Freeport di angka US$ 250 juta mulai 2020-2022. Dana itu sudah cukup untuk membayar utang jatuh tempo per tahun untuk membeli saham Freeport.
"Mulai tahun 2021, tambang underground akan beroperasi normal dan kapasitas produksinya kembali normal seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika menikmati untung dari penambangan open pit," ucapnya.
Selain itu, tambang underground juga akan mulai beroperasi 2022, dimana akan memproduksi tembaga sekitar 170.000-200.000 ton per hari.
"Dalam perhitungan dengan produksi yang kembali normal, Mind Id mendapat dividen sebesar US$1 miliar mulai 2023. Jadi, bisa saja membayar utang obligasi US$ 5 miliar dalam lima tahun jika dia mau. Karena itu, utang pembelian saham Freeport Indonesia tak perlu dipersoalkan. Karena memang kita untung," ucapnya.
Lebih lanjut Ferdy mengatakan, pemerintahan yang berani mengambil-alih saham Freeport Indonesia adalah pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kemandirian ekonomi dan kemandirian tambang.