Langkah Strategis Kementan dalam Kunjungan ke Amerika
jpnn.com, AMERIKA SERIKAT - Jajaran Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pertemuan dengan Ambassador Robert di sejumlah wilayah di Amerika Serikat. Dalam pertemuan ini, Kementan fokus pada pembicaraan kerjasama dan pengembangan benih padi bersama Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan, termasuk menjalin hubungan penelitian dengan IRRI (international Rice Research Institute) di Filipina.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto menjelaskan, pertemuan ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam membawa investor Corteva (DowDuPont) untuk berinventasi di Indonesia.
"Corteva ingin berperan dalam upaya peningkatan pendapatan petani Indonesia melalui penyediaan benih padi dan jagung yang berkualitas serta memiliki tingkat produktivitas yang tinggi," kata Gatot, Minggu (23)12).
Gatot menjelaskan, kunjungan pertama digelar di wilayah Illinois (Chicago), Indiana (Indianapolis). Berikutnya, pertemuan digelar di California (Woodland) pada 8 hingga 11 Oktober 2018. Kunjungan ini sekaligus menjajaki teknologi pengembangan komoditas jagung dan kedelai di wilayah Amerika Serikat.
"Disamping itu diperoleh informasi bahwa produsen kedelai Amerika Serikat mengalami kerugian atas perang dagang antara Amerika dengan China. Dampak itu membuat mitigasi kerugian menjadi tantangan besar pihak pemerintah Amerika Serikat," ujar Gatot.
Cara zero Discharge System
Menurut Gatot, rasionalisasi input produksi seperti pupuk, herbisida, pestisida dan benih menjadi pilihan satu-satunya bagi produsen di sana. Penggunaan pupuk kotoran hewan yang dilakukan dengan cara zero discharge system rupanya bisa mengurangi kontaminasi di udara dan pengairan.
"Jadi mereka sudah menggunakan teknologi ramah lingkungan melalui injeksi dari bawah tanah. Hasilnya, Amerika Serikat berhasil berdagang dengan Mexico sebagai importir
kedelai. Tapi, Indonesia sampai saat ini tetap tegas menolak penambahan kuota impor yang mereka inginkan," katanya.