Ledakan Bintang Terbesar Mungkin Berperan dalam Evolusi Bumi
Dalam sebuah makalah yang terpisah, juga diterbitkan di jurnal ‘Nature’, tim peneliti Jerman yang dipimpin oleh Dr Dieter Breitschwerdt dari Institut Teknologi Berlin menggunakan pemodelan komputer untuk melacak perjalanan partikel ‘iron-60’ dari Gelembung Lokal - sebuah wilayah gas panas di galaksi Bima Sakti – ke kerak laut di dalam Bumi.
Mereka melaporkan, tanda ‘iron-60’ di kerak Bumi muncul dari dua supernova pada jarak sekitar 294 hingga 327 tahun cahaya dari Matahari
Pemodelan mereka menunjukkan, supernova terdekat memiliki massa 9,2 kali dari Matahari dan terjadi sekitar 2,3 juta tahun yang lalu, sedangkan yang kedua yang terdekat memiliki massa 8,8 kali dari Matahari dan terjadi sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.
Dr Anton mengatakan, dua studi itu "sangat cocok" dan memberikan "gambaran yang cukup konsisten dari apa yang terjadi".
Meskipun tanggal terbaru dari kedua studi itu sedikit berbeda, mereka tak bertentangan dan selaras dalam batas-batas ketidakpastian studi.
Dr Anton mengatakan, studinya telah mendeteksi, pemodelan tim Jerman menunjukkan dua supernova (ledakan besar bintang) terjadi dalam waktu yang berdekatan, yang bisa menjelaskan jangka waktu yang luas dari ‘hujan benda asing’.
Ia menyebut, temuan timnya juga akan berharga dalam menyempurnakan pemodelan di masa depan.