Legenda Pelaut Terpanjang di Dunia
Colliq PujiE
Colliq PujiE ketika itu berumur 40 tahun. Perempuan ini pandai bahasa Bugis, Makassar, Melayu dan juga bahasa Galigo. Darinya Matthes banyak belajar.
Atas dorongan Matthes, Colliq PujiE mengumpulkan Sureq Galigo yang tersebar di Sulawesi dan menyalinnya.
Sayang seribu kali sayang, sebagian naskah lontaraq tersebut sudah terbakar. Sebagian lagi enggan dipinjamkan oleh pemegangnya. Pun demikian, yang berhasil dikumpulkan lumayan banyak.
Antara naskah satu dan naskah lainnya ternyata satu rangkaian cerita bersambung. PujiE menyusunnya menjadi satu alur cerita yang terdiri dari 12 jilid.
Menurut PujiE, naskah salinannya itu baru sepertiga dari keseluruhan sureq. Salinan inilah yang dibawa ke Belanda dan masih tersimpan di perpustakaan Leiden.
Kini, naskah tersebut, "jadi primadona riset mahasiswa Belanda," tulis Dul Abdul Rahman, dalam pengantar novel La Galigo--Napak Tilas Manusia Pertama di Kerajaan Bumi.
Dalam buku Catalogus van de Boegineesche tot de I La Galigocylus Behoorende Handschriften der Leidsche Universiteitbibliotheek, R.A. Kern--seorang ilmuwan kesohor menyimpulkan bahwa La Galigo karya sastra terpanjang dan terbesar di dunia. Setaraf dengan kitab Mahabarata dan Ramayana dari India serta sajak-sajak Homerus dari Yunani.