Lembah Kematian
Oleh: Dahlan IskanMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hadir. ITS ikut memamerkan temuan Prof Riyanarto di situ: I-Nose.
Saya pun ikut mendengarkan ketika dilakukan demo di depan Menkes. Lalu saya temui sendiri Prof Riyanarto setelah itu.
Sejak menerima penghargaan itu kegelisahannya meningkat. Ia terus berpikir apa yang bisa dihasilkan. Apalagi ketika pandemi melanda dunia. Ia ingin berperan di dalamnya.
Riyanarto terus melakukan riset terkait dengan test Covid tapi yang tidak berisiko tertular virus. Lalu ia menemukan ada video itu: bandara Dubai mengerahkan anjing untuk mendeteksi Covid-19. Lewat bau badan penumpang pesawat.
Riyanarto tidak tahu dari mana referensi bahwa dari bau badan bisa dibedakan mana yang mengandung Covid dan mana yang tidak.
Pada bau badan manusia yang paling terdeteksi adalah di ketiak. Maka Riyanarto memfokuskan penelitian lewat keringat dari ketiak manusia.
Riyanarto ingin tahu ada berapa variasi bau badan. Maka, untuk tahap awal, Riyanarto harus menjaring bau badan di spektrum yang luas: ia menggunakan 32 jenis sensor. Agar semua variasi bau badan terdeteksi.
Dari bulan ke bulan Riyanarto kian tahu lebih spesifik. Ia menyisihkan jenis bau ketiak yang terlalu jauh dari indikasi Covid. Itu ia buang. Kini Riyanarto tinggal menggunakan sepuluh sensor. Dan finalnya nanti mungkin tinggal delapan sensor.