Leo, Pelatih Golf Internasional yang Abdikan Diri Latih Tunanetra di Indonesia
Ukur Akurasi Pukulan dari Suara Ayunan Stik Bertemu BolaSabtu, 06 Juli 2013 – 14:04 WIB
Setelah diyakinkan Lee, Aria pun mau mencoba-coba. Apalagi setelah tahu mereka berlatih menggunakan golf simulator dalam ruangan dan tidak langsung menjajal lapangan rumput. "Saya awalnya juga takut, nanti kalau stiknya patah bagaimana," katanya disambut tawa Leo.
Leo sudah mengajar golf profesional di Seoul, Korea Selatan, selama belasan tahun. Pada 2005 dia menjadi pemandu mendaki gunung bagi tunanetra di Seoul. "Saya lalu ajak mereka main golf. Tapi, banyak yang tarakut-tarakut (takut-takut) ya," kata Leo yang kosakata bahasa Indonesianya masih terbatas.
Setelah diyakinkan, 12 orang bersedia belajar. Hebatnya, belum sampai dua bulan berlatih, mereka sudah berani ikut kompetisi blind golf di Jepang dan meraih piala sebagai runner-up. "Waktu itu di Korea belum ada golf untuk orang buta. Jadi harus ke Jepang kalau bertanding," ungkapnya.