Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lewat Buku Biografi, Gus Yahya Ceritakan Derap Langkah dan Gagasannya

Rabu, 22 Desember 2021 – 05:00 WIB
Lewat Buku Biografi, Gus Yahya Ceritakan Derap Langkah dan Gagasannya - JPNN.COM
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf pada acara bedah buku berjudul “Biografi KH Yahya Cholil Staquf: Derap Langkah dan Gagasan” di Lampung pada Selasa (21/12/2021). Foto: PBNU

jpnn.com, LAMPUNG - Buku Biografi Calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dengan judul “Biografi KH Yahya Cholil Staquf: Derap Langkah dan Gagasan” kembali dibedah di Lampung pada Selasa (21/12/2021).

Acara bedah buku biografi Kiai karismatik ini dihadiri langsung oleh orang yang menjadi tokoh utama dalam buku ini, yakni KH Yahya Cholil Staquf yang saat ini menjabat Katib Aam PBNU, Ahli Sejarah Islam dan PCNU Jerman Dr. Zacky Khairul Umam, Akademisi UIN Raden Intan, Lampung Dr. Safari Daud, dan penulis Buku Septa Dinata.

Dalam kesempatan itu, KH. Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya menjelaskan tiga hal penting yang menggambarkan dirinya saat ini. Pertama, bagian dari anak perubahan. Kedua, anak NU, dan ketiga adalah anak Gus Dur.

Gus Yahya menggambarkan dirinya sebagai anak perubahan, mengingat konteks saat dirinya dilahirkan saat itu dihadapkan oleh dinamika perubahan yang luar biasa.

Sebab, dirinya tidak menempuh pendidikan lewat pesantren, tetapi pada sekolah umum.

“Kalau saya harus menggambarkan diri saya, menggambarkan sejarah hidup saya, saya harus katakan pertama-tama adalah anak perubahan yaitu karena saya lahir dan tumbuh di tengah-tengah yang sebetulnya dramatis sekali setidak-tidaknya dalam persepsi saya, terutama perubahan dalam konteks pesantren dan NU,” kata Gus Yahya saat peluncuran dan bedah buku biografinya.

Pada tahun 1960-an, 1970-an dan 1980-an itu sangat dramatis. Oleh karena itu, momentum perubahan yang terkait dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan dunia Pesantren serta bertabrakan dengan skenario politik dari penguasa.

“Pertama karena Nahdatul Ulama ini harus bertabrakan dengan skenario politik dari penguasa yang sangat kuat sehingga kemudian harus melepaskan diri sebagai partai politik untuk bergabung berfusi dengan partai-partai Islam lain di dalam PPP pada awal Orde Baru,” ungkapnya.

GUs Yahya sapaan KH Yahya Cholil Staquf saat bedah Buku Biografi menjelaskan tiga hal penting yang menggambarkan dirinya saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close