Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lihat Nih! Ketua DPRD Depok Asik Nyawer Annisa Bahar

Dianggap Tidak Pantas, Panen Kecaman

Jumat, 11 Maret 2016 – 10:11 WIB
Lihat Nih! Ketua DPRD Depok Asik Nyawer Annisa Bahar - JPNN.COM
Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo (kanan) sedang membagikan saweran kepada penyanyi dangdut ternama, Anisa Bahar di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu (9/3/2016). FOTO : Ferdian / Radar Bogor

jpnn.com - DEPOK – Ketua DPRD Depok Hendrik Tangke Allo tengah menjadi sorotan karena aksinya saat perayaan Hari Musik Nasional, Rabu (9/3) lalu. Dalam acara yang berlangsung di Gedung DPRD Depok itu, dia asik joget dan memberi uang alias nyawer kepada pedangdut kawakan Annisa Bahar.

Hendrik yang mengenakan kemeja hitam tampak asik berjoget mengikuti iringan lagu yang dinyanyikan Anisa. Ditengah-tengah lagu, dia mengeluarkan sejumlah uang pecahan Rp 100 ribu. Hendrik kemudian mulai membagikan uang tersebtu lembar demi lembar kepada sang pemilik goyang patah-patah.

Aksi Hendrik itu diikuti juga oleh rekan satu partainya, Ketua Fraksi PDIP DPRD Depok Hermanto.

Apa yang dilakukan Hendrik dan Hermanto dinilai tidak pantas oleh sejumlah pihak. Selain karena status mereka sebagai wakil rakyat, lokasi acara yakni gedung DPRD juga menjadi alasan. 

Salah satu yang memandang negatif adalah, pengamat politik dari Unversitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun. Ia mengatakan, apa yang dilakukan sang Ketua DPRD tersebut sangat bertentangan dengan tugasnya, mengemban amanat rakyat.

“Pertama, yang dilakukan ketua dewan itu adalah prilaku yang tidak etis. Ketika melakukan saweran di gedung parlemen. Tidak etis karena itu adalah gedung rakyat yang dipakai untuk menjalankan amanat rakyat,” jelasnya kepada Radar Depok, Kamis (10/3).

Lebih lanjut, kata dia, anggota dewan memiliki fungsi strtegis dalam roda pemerintahan. Contohnya, fungsi penganggaran dan fungsi pengawasan. “Fungsi saweran ini apa? Tidak ada fungsi. Ini pelanggaran etik,” tegas dia.

Hal yang kedua, kata Ubedilah, Ketua DPRD Depok terkesan dalam situasi yang tidak memiliki sense of people alias tidak punya perasaan nurani kepada publik. “Tindakan nyawer di gedung parlemen itu tindakan yang irasional, tindakan emosional. Jadi tindakan Ketua DPRD ini tidak memahami bahwa Depok sebagai kota terpelajar,” pungkasnya. (bry/dil/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close