Lima Polisi Diserang, Satu Tewas, Pelakunya Diduga Orang-Orang Terlatih
"Saya sempat dengar suara tembakan. Sepertinya ada lima kali tembakan saat melarikan diri," kata dia.
Dia mengatakan, dari lima aparat yang bertugas malam itu, hanya Irfanudin yang menenteng senjata laras panjang. Selain itu, ada yang hanya menggunakan pistol. Usman sendiri mengaku tidak memegang senjata api. Kemungkinan besar, Irfanudin menjadi korban pertama karena terlihat membawa senjata.
Usai menyerang polisi, para pria bertopeng itu langsung meninggalkan lokasi. Salah seorang pelaku meninggalkan sepeda motor yang dikendarainya. Sepeda motor jenis Yamaha Vixion berwarna merah itu lalu diamankan di Polda Sulsel.
Direktur Direktorat Shabara Polda Sulsel, Kombes Pol Ferdinand mengakui penyerangan yang membuat anggotanya meninggal dunia itu adalah penyerangan yang terencana. Semua penyerang yang diperkirakan berjumlah 20 orang diduga terlatih dan dilengkapi dengan senjata seperti parang dan senjata api.
"Kasusnya masih dalam penyelidikan. Memang sangat terencana. Apakah ini motifnya dendam, kita belum tahu," jelas Ferdinand disela-sela upacara pemakaman Brigpol Irfanudin, Kamis (2/7) kemarin.
Dia mengaku jika setiap regu anggota Shabara yang ditugaskan menjaga malam ramadan dilengkapi dengan senjata api. Setelah kejadian ini, pihaknya akan memperketat pengamanan untuk semua polisi yang bertugas di lapangan.
"Kita tetap akan berpatroli. Semua pasukan akan dibekali senjata masing-masing," jelas dia. Ferdinand mengatakan, kasus itu akan ditangani oleh Polda Sulsel dan diback up oleh Polres Gowa. Pihaknya juga sudah mengamankan sejumlah aksi-saksi yang diduga terkait dengan kasus itu.
"Ada beberapa yang kita amankan di Polda sebagai saksi. Ada juga dua warga yang diamankan di Brimob. Tetapi masih hanya sebatas saksi," jelas dia.