Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lockdown Ketat dan Pengerahan Tentara, Sudah Separah Apa Penularan COVID-19 di Melbourne?

Rabu, 05 Agustus 2020 – 06:01 WIB
Lockdown Ketat dan Pengerahan Tentara, Sudah Separah Apa Penularan COVID-19 di Melbourne? - JPNN.COM
Kepolisian di Melbourne sudah mengeluarkan lebih dari seratus denda karena pelanggaran aturan pembatasan tahap empat, termasuk karena tidak pakai masker. (AAP: Erik Anderson)
Lockdown Ketat dan Pengerahan Tentara, Sudah Separah Apa Penularan COVID-19 di Melbourne? Photo: Pusat Kota Melbourne berubah menjadi kota mati menyusul diberlakukannya jam malam sejak hari Minggu (2/08/2020) sebagai bagian dari pembatasan sosial tahap keempat yang lebih ketat. Jam malam akan berlaku hingga awal September.

 

"Kami tidak mau melakukannya, tapi dengan kewenangan baru, bukan hanya menjatuhkan denda, tapi juga bisa menahan bagi mereka yang terus melanggar aturan dengan sengaja," ujar Lisa Neville, Menteri Kepolisian di Victoria.

Ia mengatakan bahkan polisi di Victoria menemukan sejumlah warga yang menolak memberikan nama dan alamat mereka saat melanggar aturan.

"Setidaknya pekan lalu, ada empat kali kita harus memecahkan kaca mobil dan menarik mereka keluar agar mau memberikan informasi identitas," tambah Lisa.

Sejak Senin kemarin, Kepolisian Victoria telah mengeluarkan 161 denda, 60 diantaranya tidak memakai masker.

'Demi kepentingan bersama'

Lockdown Ketat dan Pengerahan Tentara, Sudah Separah Apa Penularan COVID-19 di Melbourne?
Warga Indonesia di Melbourne menjalani kehidupan di tengah pembatasan aktivitas yang lebih ketat.

 

Aturan pembatasan mencegah penularan

Sejak awal Juli 2020 kasus penularan virus corona di Victoria kembali berada di atas 150 orang, padahal selama hampir dua bulan sebelumnya selalu berada di bawah angka 100.

Dalam sepekan terakhir, angka rata-rata harian penularan virus corona di Melbourne mencapai 483 dengan rekor tetinggi tercatat pada 29 Juli lalu yang mencapai 682 kasus.

Premier Daniel Andrews yang memimpin pemerintahan di negara bagian Victoria telah mengumumkan denda yang lebih berat bagi mereka yang masih melanggar aturan pembatasan aktivitas terkait pandemi COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News