Luncurkan Toraja Marathon 2017, Menpar Berbagi Jurus Pengembangan Sport Tourism
Selain itu, menteri asal Banyuwangi, Jawa Timur tersebut juga menyoroti isu kritis soal Toraja sebagai destinasi wisata. Persoalan yang masih menghambat Toraja adalah aksesibilitas.
Karenanya pula Arief kembali menyinggung pentingnya sebuah destinasi memiliki bandara berkelas internasional. “Untuk menjadi destinasi bertaraf international harus memiliki international airport,” katanya.
Sayangnya, kondisi geografis Toraja tak memungkinkan untuk memiliki bandara. “Kondisi geografis Toraja yang berbukit-bukit kurang cocok bagi dibangunnya international airport,” tuturnya.
Karenanya Arief memberikan bocoran tentang rencana pemerintah mengembangkan Toraja. Yakni membangun bandara internasional di Bua, Kabupaten Luwu yang tak jauh dari Tana Toraja.
Keberadaan bandara akan memangkas jarak tempuh ke Tana Torara menjadi 2-3 jam saja. “Saat ini kebanyakan wisatawan mengakses Toraja dari Makassar yang harus menempuh perjalanan darat selama 8-10 jam,” katanya.
Untuk diketahui, Toraja Marathon 2017 akan digelar pada 29 Juli mendatang di Toraja Utara dan Tana Toraja. Event sport tourism itu merupakan hasil kerja bareng PT Laga Toraja Mendunia, Running Explorer, Pemkab Tana Toraja, Pemkab Toraja Utara, Pemprov Sulsel dan Kemenpar.
Nantinya akan ada empat jenis lomba dalam Toraja Marathon 2017. Yakni kategori 5K, 10K, 21K dan full marathon (42K) dengan kombinasi jenis road running maupun semi-trail melewati desa-desa dan permukiman masyarakat asli Toraja.
Tema yang diangkat pada perlombaan kali ini adalah “Run Above the Clouds” dengan target 1.500 pelari dari dalam dan luar negeri. Istimewanya, para peserta lomba akan berlari sambil menikmati objek wisata berupa daya tarik alam (nature), budaya (culture), dan wisata buatan (manmade).