M Qodari Sebut Rencana Pertemuan Prabowo dan Megawati Terganjal Sikap Ambigu PDIP
Qodari memprediksi keinginan Megawati itu tidak akan tercapai seperti yang diharapkan. Pasalnya, Prabowo dan Presiden Jokowi sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan atau bahasa lainnya ia menyebutnya sebagai Dwi Tunggal dalam mengelola Indonesia ke depan.
“Sementara seperti saya bilang bahwa Pak Jokowi dan Pak Prabowo pada hari ini saya lihat adalah satu kesatuan atau boleh dibilang bahkan sebagai Dwi Tunggal dalam mengelola Indonesia ke depan begitu,” katanya.
Lebih lanjut Qodari menyampaikan signal yang konsisten hanya datang dari hubungan Prabowo dan Presiden Jokowi yang terus terjalin harmonis dalam momentum hari raya Idulfitri ini.
“Jadi, kita dapat dua pesan di situ, pesan yang konsisten menurut saya cuma datang dari Pak Prabowo dan Pak Jokowi, kenapa saya sebut konsisten karena Prabowo dua kali datang ke Istana ketemu Pak Jokowi terus dan akrab. Lalu, kemudian sorenya Mas Gibran datang ke Kertanegara, kediaman Pak Prabowo dan bertemu dengan Pak Prabowo,” bebernya.
Sedangkan signal yang ditunjukkan Megawati kepada Prabowo masih ambigu, meskipun Qodari menilai tidak ada masalah pribadi antara Megawati dan Prabowo.
Namun, terhalang hubungan yang tidak harmonis Megawati dengan Presiden Jokowi.
“Yang konsisten ketemu itu adalah Jokowi dan Prabowo sementara di sisi yang lain Teuku Umar atau Ibu Mega itu PDI Perjuangan mau ketemu dengan Pak Prabowo, tetapi tidak mau ada Pak Jokowi di situ,” ujarnya.
Lebih jauh, Qodari menyampaikan jika pada Pilpres 2014 – 2019 kemarin yang ditunggu adalah pertemuan antara Prabowo dan Presiden Jokowi, pada Pilpres 2024 ini yang ditunggu adalah pertemuan Prabowo dan Megawati meskipun dalam kontestasi Prabowo melawan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.