Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mahasiswi Papua di Australia: 'Indonesia Anggap Kita Setengah Manusia'

Rabu, 28 Agustus 2019 – 14:00 WIB
Mahasiswi Papua di Australia: 'Indonesia Anggap Kita Setengah Manusia' - JPNN.COM
Anak-anak korban kerusuhan Wamena yang mengungsi di Kodim 1702/Jayawijaya, Sabtu (5/10/2019). Foto: ANTARA/Desi Purnamawati

Seorang mahasiswi Papua Barat yang sedang kuliah di Australia menyampaikan kekhawatirannya menyusul serangkaian insiden di tempat kelahirannya, Papua Barat.

Sikap seorang mahasiswi Papua di Australia:

  • Merasa tindakan rasisme yang selama ini dilakukan Indonesia tidak bisa dibiarkan
  • Mengatakan tidak akan menyerah dan tidak akan takut
  • Permintaan untuk dikembalikan akses internet agar bisa menghubungi sanak saudara

Wiwince Pigome, mahasiswi Curtin University yang berada di kota Perth, Australia Barat mengatakan keadaaan keluarga dan teman-temannya tidaklah aman setelah aksi unjuk rasa dan "tindakan rasis" kepada warga Papua.

"Terutama setelah mereka [pemerintah Indonesia] memblokir internet dan mengirimkan ribuan pasukan tambahan ke Papua Barat," ujar Wiwince kepada Jordan Fennell dari ABC di Melbourne.

Meski ia telah berhasil menghubungi keluarga dan teman-temannya yang sedang kuliah di pulau Jawa lewat Whatsapp, Wiwince mengaku mereka tidak bisa berbicara banyak karena telepon mahasiswa Papua telah diretas.

"Kita tidak bisa terlalu bilang apa-apa karena mereka trauma. Mereka mengatakan tak akan menyerah untuk masalah ini, karena sudahlah cukup dengan semua ini," tambahnya.

"Warga Papua melawan balik"

"Tindakan rasis" di Papua merujuk pada aksi serangan terhadap asrama mahasiswa Papua di Surabaya, ketika ada oknum yang melontarkan kata "monyet" kepada mereka.

Video tersebut beredar luas di Papua dan menyulut kemarahan warga Papua, hingga menyebabkan demo besar-besaran dan berakhir dengan kerusuhan di Manokrawi, serta di kota Jayapura.

Kerusuhan tersebut terjadi beberapa hari setelah Indonesia memperingati Kemerdekaan RI ke-74.

Seorang mahasiswi Papua Barat yang sedang kuliah di Australia menyampaikan kekhawatirannya menyusul serangkaian insiden di tempat kelahirannya, Papua Barat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News