Mahoyak Tabuik, Pesta Pantai Terbesar di Pantai Barat Sumatera
jpnn.com - HARI ini, orang Pariaman, Sumatera Barat Mahayohak Tabuik. Pesta pantai yang sudah berlangsung sejak 1826. Kisahnya bermula dari sini…
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
17 Maret 1824. Inggris dan Belanda meneken Traktat London. Isinya, Inggris menyerahkan Sumatera ke Belanda dan Belanda menyerahkan Singapura serta Malaka ke Inggris.
Pasukan Sipahi atau Serdadu Cipai--tentara bayaran Inggris yang berkedudukan di Bengkulu diberi pilihan; tetap di Bengkulu dan menjadi tentara Belanda atau dipulangkan ke negeri asalnya, India. Boleh juga pergi kemana pun sesuka hati.
Ada yang kembali ke India. Sebagian tinggal di Bengkulu. Sebagian lagi mengikuti pelayaran niaga. Satu di antara bandar niaga yang terkenal pada waktu itu adalah Pariaman.
Serdadu Cipai yang dipimpin Kadar Ali ke Pariaman. Mereka penganut Islam Syi'ah. Karena berkulit hitam, penduduk setempat menyebutnya urang kaliang.
Sebelum kedatangan rombongan Kadar Ali, di tempat itu sudah ada urang kaliang. Sehingga mudah saja bagi mereka untuk berbaur.
Sekadar catatan, saat masih menjadi kota pelabuhan, Pariaman didiami oleh beragam suku bangsa. Selain urang awak, juga bermukim orang Cina, orang India (kaliang) dan lain sebagainya.