Makan Bergizi Gratis Dimulai Januari 2025, Wamensos Agus Jabo Beri Penjelasan
Oleh karena itu, penting adanya kolaborasi dari semua pihak agar program ini dapat berjalan efektif dan menjadi tonggak bagi terciptanya generasi unggul.
"Program ini bukan hanya soal peningkatan kesehatan, tetapi juga memberdayakan petani dan produsen pangan lokal, sehingga ekonomi daerah ikut terangkat," kata Agus.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga dan UMKM lokal dalam memastikan ketersediaan pangan bagi program MBG.
"Kolaborasi ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga mempromosikan kemandirian pangan lokal. Dengan melibatkan petani dan pemasok lokal, kami turut membangun ekonomi daerah," ujarnya.
BGN juga bekerja sama dengan instansi seperti Bulog dan Kementerian Pertanian, serta melibatkan Puskesmas dan sekolah untuk melakukan pemantauan berkala terhadap perkembangan kesehatan anak-anak penerima program ini.
Dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun dari APBN 2025, MBG menargetkan sekitar 19 juta anak, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya.
Kabiro Pelayanan Kesehatan Terpadu UGM, Andreasta Meliala, menegaskan pentingnya pendekatan berbasis bukti (evidence-based) dalam implementasi MBG.
Menurutnya, berbagai studi menunjukkan bahwa nutrisi yang baik mendukung perkembangan fisik dan kognitif anak-anak, yang berdampak pada daya saing dan produktivitas mereka di masa mendatang.