Malioboro & Baca Al-Qur'an
Beberapa kalangan Islam mengubah tradisi itu dengan memberinya napas. Membaca Al-Qur'an massal di Malioboro itu merupakan bagian dari tradisi pra-puasa yang coba diwarnai dengan warna yang lebih islami.
Di Jawa Timur, tradisi membaca Al-Qur'an massal dilakukan dalam bentuk khataman yang bisa diikuti puluhan dan ratusan orang. Sema’an Al-Qur'an yang dipimpin oleh kiai karismatik di Jawa Timur bisa diikuti oleh ribuan sampai puluhan ribu orang.
Kiai karismatik seperti almarhum K.H Hamim Jazuli alias Gus Mik, sangat terkenal dengan pengajian sema’an-nya. Setiap Gus Mik mengadakan sema’an, ribuan sampai puluhan ribu jemaah ikut menyimak sampai semalaman.
Dengan suara gemuruh yang seragam, semaa’an ala Gus Mik ini menjadi flash mob besar yang punya nilai artistik tinggi.
Tidak pernah ada yang memprotes Gus Mik. Siapa juga yang berani memprotes kiai karismatik sekelas Gus Mik.
Almarhum Gus Dur pun hormat kepada Gus Mik. Tidak pernah ada yang mengritik Gus Mik dengan menganggapnya menjarah ruang publik, seperti yang dikatakan Prof. Al Makin terhadap atraksi baca Al-Qur'an di Maliboro.
Baca Al-Qur'an di Malioboro itu tidak ada bedanya dengan atraksi-atraksi seni lainnya. Pada Februari 2020, Jalan Malioboro ditutup untuk tari massal siswa Akademi Angkatan Udara. Mereka menggelar flash mob membawakan tarian Beksan Wanara alias tarian monyet.
Tarian itu merupakan bagian dari fragmen epos Ramayana yang menggambarkan pasukan monyet pimpinan Hanuman membantu Pangeran Rama menyerang Rahwana di Alengka. Rahwana adalah penculik Dewi Sinta.