Manggala Agni Gencarkan Pemadaman Darat dan Udara untuk Karhutla di Jambi dan Sumsel
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Manggala Agni terus berupaya untuk menuntaskan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang di wilayah Jambi dan Sumatera Selatan. Pemadaman darat dan pemadaman udara (water bombing) dikerahkan yang didukung dengan upaya pembuatan hujan buatan.
Kondisi karhutla di wilayah Sumsel saat ini masih terjadi, mengingat kondisi lahan gambut khususnya di Ogan Komering Ilir (OKI) sudah sangat kering, serta semakin menipisya sumber air di lokasi karhutla menjadi kendala dalam pemadaman darat.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, Manggala Agni bersama para pihak seperti TNI, Polr, BPBD, MPA, dan pihak swasta melakukan pemadaman di kawasan yang masih terbakar.
Selain itu, upaya pencegahan melalui patroli terpadu juga sudah dilakukan sejak Mei lalu. Saat ini sebanyak 43 posko patroli terpadu dibangun di empat wilayah Daerah Operasi Manggala Agni, Banyuasin, Musi Banyuasin, OKI, dan Lahat dengan melibatkan 86 personel.
Begitu juga di Provinsi Jambi, patroli terpadu juga telah dilakukan sejak Juli hingga sekarang. Melalui patroli terpadu ini, Manggala Agni sudah siaga di wilayah-wilayah rawan, sehingga ketika terjadi karhutla, pemadaman bisa lebih dini dilakukan.
Pemadaman lanjutan juga dilakukan Manggala Agni hampir selama satu bulan ini dan masih terus dilakukan di wilayah Desa Betung yang berbatasan dengan Desa Pematang Raman, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Pemadaman karhutla belum dapat dituntaskan karena terjadi pada lahan gambut.
Pemadaman darat juga dilakukan oleh Manggala Agni di Desa Sungai Cemara, Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan juga dilakukan pemadaman udara sejak empat hari lalu.
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sudah dilakukan sejak Minggu 13 Oktober 2019 dengan menggunakan pesawat CN-295 A-2901 yang menabur NaCl sebanyak 2.400 kilogram di areal Provinsi Jambi (Muaro Jambi) dan Provinsi Sumsel (Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU), dan OKU Timur.