Masa Lampau Pantai Barat hingga Pantai Timur Sumatera...Poros Maritim Dunia?
Pantai Timur
Baiklah, sejenak kita berpaling dulu dari pantai barat ke pantai timur. Merujuk sekian banyak literatur sejarah, pantai timur Sumatera berjaya semasa Imperium Sriwijaya.
Sriwijaya dikenal (lagi) sebagai sebuah kerajaan setelah Goerge Coedes (1886-1969) menafsir prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang.
Tafsirnya itu diketengahkan dalam tulisan bertajuk Le royaume de Crivijaya (Kerajaan Sriwijaya), termuat dalam Bulletin de I'Ecole Francaise d'Exreeme Orient, edisi 18, tahun 1918.
Sebelum itu, masih merujuk prasasti yang sama, para ilmuwan hanya menafsir Sriwijaya adalah nama seorang raja.
Prasasti Kedukan Bukit yang kini menghuni Museum Nasional, Jakarta, bertarekh 605 Saka. Atau sama dengan 683 Masehi.
Didukung prasasti semusim dan sejenis yang ditemukan di Sumatera, Jawa, Kamboja, Malaysia, Srilangka, India maka para ahli menyimpulkan betapa luas dan berjayanya Imperium Sriwijaya.
Kami pun membaca ulang prasasti Kedukan Bukit (batu bersurat 10 baris) tersebut. Tertulis Dapunta Hyang memimpin dua laso pasukan. Ratusan berjalan kaki, dan sisanya naik kapal. Masing-masing kapal memuat dua ratus pasukan.