Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Masih Berani Timbun Stok Bahan Pokok? TNI-Polri Sudah Tunggu di Depan Supermarket

Selasa, 03 Maret 2020 – 18:18 WIB
Masih Berani Timbun Stok Bahan Pokok? TNI-Polri Sudah Tunggu di Depan Supermarket - JPNN.COM
Ilustrasi belanja di minimarket. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan personel TNI-Polri akan disiagakan di sejumlah supermarket dan toko ritel modern untuk mencegah penimbunan stok bahan pokok.

Ini dilakukan menyusul adanya panic buying  dan dugaan penimbunan bahan makanan yang terjadi sejak diumumkan ada pasien terjangkiti virus corona di Indonesia.

"Kemarin 'statement' dari Pak Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan,mengkoordinasi Mabes Polri dan TNI bahwa akan ada penempatan pihak berwajib di pusat belanja, maupun ritel modern di seluruh Indonesia. Kalau ada pembelanjaan yang tidak wajar, akan ditanyakan prosesnya," kata Roy Mandey pada konferensi pers Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok di Jakarta, Selasa.

Roy menjelaskan bahwa setelah pengumuman resmi dari pemerintah terkait WNI yang terjangkit virus corona Covid-19 di Indonesia, masyarakat berburu bahan konsumen untuk kebutuhan sehari-hari sehingga tidak perlu keluar rumah.

Di sisi lain, kondisi yang disebut dengan "panic buying" ini berpotensi dimanfaatkan oleh oknum penimbun stok. Oleh karena itu, keberadaan TNI-Polri untuk memastikan pembelanjaan yang tidak wajar oleh oknum tertentu.

Namun demikian, pengusaha ritel berupaya tidak mengurangi pelayanan terhadap konsumen yang memang berbelanja dalam jumlah banyak.

"SOP dari peritel modern anggota Aprindo, setiap ada yang belanja tidak normal, harus dipastikan bahwa yang belanja itu bukan oknum penimbun. Apakah dia pedagang, atau masyarakat asli sehingga kita bisa membantu memastikan," kata Roy.

Roy menambahkan bahwa setelah pengumuman resmi Corona dari Presiden Joko Widodo pada Senin (2/3), kondisi "panic buying" terjadi di enam kota, di antaranya Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bali.

Panic buying dan dugaan penimbunan bahan makanan terjadi sejak diumumkan ada pasien terjangkiti virus corona di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News