Mayat OVO
Oleh Dahlan IskanSaham selebihnya milik PT Bumi Cakrawala Perkasa. Anda perlu mencari dan membongkar banyak dokumen lagi untuk tahu secara terperinci siapa di baliknya.
Tafsir saya: ”OVO pertama” itu awal-awalnya dahulu adalah perusahaan milik keturunan Hasyim Ning. Bidang usaha awalnya tentu bukan uang elektronik –karena belum ada bisnis itu sebelum tahun 2004.
Lama-lama saham keturunan Hasyim Ning menurun. Bisa karena dijual sebagian dan sebagian seterusnya. Bisa karena tidak bisa ikut setor modal tambahan. Bisa juga karena lika-liku yang lebih rumit di dunia persilatan saham.
Itulah profil dasar PT Visionet International. Yang memiliki produk e-wallet bernama OVO. Yang Anda menjadi pemakai jasanya.
Yang dicabut izinnya oleh OJK itu bukan OVO yang itu, tetapi perusahaan keuangan yang bernama PT OVO Finance Indonesia. Yang kantornya juga di gedung LIPPO.
Pemegang sahamnya: PT Cipta Dana Capital. Anda harus bongkar dokumen PT itu untuk tahu siapa di baliknya, tetapi ia hanya memegang saham 40 persen.
Yang 60 persen dipegang perusahaan Jepang: Tokyo Century Corporation.
Setoran modalnya: PT Cipta Dana Rp 40 miliar, PT Tokyo Rp 60 miliar. Jumlah lembar sahamnya 400.000 lembar, dengan harga per lembar Rp 1 juta.