Mayor Heri Haryadi, “Pemberi Nyawa†Kendaraan-Kendaraan Bersejarah
Di Jogjakarta, mobil tempur itu mencuri banyak perhatian. Tidak jarang orang ingin menaiki panser tersebut sambil berfotoria. Sempat ada turis asing yang meragukan mobil itu bisa berjalan. ’’Saya langsung menyalakan mesinnya dan berkeliling di arena pameran. Mereka pun kaget, hampir tidak percaya,’’ ungkapnya.
Meski sudah kembali berfungsi, Hari belum puas dengan karyanya tersebut. Sebab, masih ada beberapa komponen panser yang belum sempurna. Di antaranya, komponen elektrikal yang belum berfungsi sehingga lampunya belum bisa menyala. Aksesori seperti antena, radio, serta senjata juga belum ada. ’’Mobil ini terus kami sempurnakan.’’
Bukan hanya panser, puluhan kendaraan bersejarah yang sudah mati jadi hidup kembali di tangan Hari. Misalnya, ambulans yang digunakan untuk mengevakuasi pemimpin NII Kartosoewirjo setelah ditembak mati. Hari juga pernah merestorasi kendaraan Unimog 1970 milik tentara Fretilin.
Ke depan, dia berencana memperbaiki tank Stevart peninggalan Jenderal MacArthur, pemimpin Sekutu. Kendaraan itu merupakan sisa-sisa peninggalan Perang Dunia II. Konon, tank tersebut berada di Pulau Morotai, Maluku.
Menurut Hari, dirinya hobi merestorasi kendaraan sejarah itu karena ketertarikan pada benda antik. Dia juga sangat mencintai sejarah Indonesia. ’’Sayang, Indonesia punya banyak peninggalan sejarah yang tidak dirawat. Padahal, sejarah merupakan bagian penting perjalanan sebuah bangsa,’’ tuturnya. (*/c5/ari)