Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mayor Heri Haryadi, “Pemberi Nyawa” Kendaraan-Kendaraan Bersejarah

Jumat, 27 Maret 2015 – 13:56 WIB
Mayor Heri Haryadi, “Pemberi Nyawa” Kendaraan-Kendaraan Bersejarah - JPNN.COM
CINTA SEJARAH: Mayor Heri Haryadi di samping Panser Scout Daimler Dingo yang telah direstorasinya. Kendaraan tempur itu merupakan peninggalan tentara Sekutu pada Agresi Militer I. (Ariski Prasetyo/Jawa Pos)

Tidak ingin saksi sejarah itu punah, Hari kemudian memutuskan untuk membawa pulang panser tersebut. Namun, upaya itu tidak semudah membalik telapak tangan. Hari harus menghadapi perlawanan dari pemilik lahan monumen. Pasalnya, Pemkab Tasikmalaya ternyata sudah menjual lahan Monumen Karangresik ke pihak swasta.

Lewat perjuangan panjang, akhirnya panser antik itu bisa jatuh ke tangan Hari. Pada 17 September 2014, dengan menggunakan mobil derek, kendaraan tersebut diangkut dari Karangresik ke bengkel Hari di dekat rumahnya. ’’Saat itu juga kami perbaiki. Kami restorasi ke kondisi semula,’’ terangnya.

Sebelum melakukan restorasi, perwira yang kini menjabat staf engineering Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (AU) tersebut mengecek bagian mobil yang masih utuh dan perlu diperbaiki. Hasilnya, sekitar 80 persen kondisinya rusak parah. Mulai bodi, sepatbor, pintu, dan steering system. Komponen yang hilang juga tidak sedikit. Misalnya, gear box, mesin, jok, lampu, serta ban. Mau tidak mau, seluruh komponen itu harus diganti jika kendaraan tersebut ingin kembali berfungsi.

Untuk itu, Hari harus memperhatikan dua hal. Yakni, soal biaya dan ketersediaan spare part. Maklum, proyek restorasi tersebut adalah inisiatif Hari sendiri. Jadi, mau tidak mau, biayanya ditanggung sendiri. Tidak ada bantuan dari pemda maupun kesatuannya. Untuk spare part, Hari mesti cermat mencari komponen yang cocok sebagai pengganti spare part asli. ’’Sebab, di pasaran, spare part kendaraan itu sudah tidak ada,’’ tuturnya.

Proyek restorasi panser itu pun dimulai. Hari bertindak sebagai pemimpin proyek. Dia dibantu tiga staf. Bodi baja yang sudah hilang diganti pelat besi biasa. Tebalnya 3 mm. Bodi awal kendaraan perang berusia 74 tahun tersebut berupa besi baja. Tebalnya 1,25–3 cm. ’’Mobil ini antipeluru,’’ ujarnya. Agar bodi panser terlihat baru, dia mengecat ulang. Hari menggunakan cat green army.

Bodi selesai, giliran interior. Untuk jok, Hari menggantinya dengan jok bekas ekskavator. Untuk power steering, dia mencomot dari Colt diesel dan kabel gas dari Toyota Hardtop. Suspensi diambil dari Mitsubishi Colt L-300. Untuk mesin, Hari mengaku sempat sulit menemukan mesin yang cocok. Awalnya, dia menggunakan mesin Hardtop, namun bodi mesinnya terlalu besar. Lalu, dia menggantinya dengan engine Jeep CJ7, tapi lagi-lagi tidak cocok lantaran terlalu besar.

Akhirnya, Hari menggunakan mesin Toyota HiAce. ’’Mesin Toyota HiAce dipilih lantaran pas dengan bodi dan tenaganya kuat untuk menggerakkan bobot kendaraan yang mencapai 6 ton itu,’’ jelas Hari.

Akhir Februari lalu, kendaraan perang tersebut selesai direstorasi. Test drive pun dirancang untuk melihat apakah panser itu bisa beroperasi lagi atau tidak. Setelah dinyatakan layak, 1 Maret 2015, kendaraan yang diproduksi pada 1941 tersebut dibawa ke Jogjakarta. ’’Dipakai untuk pergelaran teater Serangan Umum 1 Maret,’’ paparnya.

Mayor Heri Haryadi bisa dikatakan bukan tentara biasa. Tangan dinginnya terampil sehingga mampu menyulap kendaraan-kendaraan bersejarah yang kuno

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close