Membangun Mimpi dari Atas Atap
dahRustono mengisi dulu jeriken itu setengahnya. Lalu mundur. Ikut antre lagi di barisan paling belakang. Untuk mengisinya lagi. Sampai penuh.
Air dari kuil itulah yang dibawa pulang. Untuk membuat tempe. Menggantikan air dari keran di rumahnya.
Ternyata kali ini tempenya jadi! Untuk pertama kalinya. Berkat air dari kuil itu. Yang sepenuhnya mengalir dari sumber di pegunungan.
Kesimpulannya: membuat tempe tidak bisa dengan air keran.
Memang, di Jepang, kita bisa langsung minum air dari keran. Tanpa harus direbus. Begitu bersihnya.
Tapi kandungan zat pembersih air itu masalahnya. Membuat ragi tempe tidak bisa berkembang.
Sejak menggunakan air dari sumber itulah tempenya tidak pernah gagal.
Rustono berhasil membuat tempe. Tantangan berikutnya: bagaimana bisa menjual tempe itu. Untuk lidah orang Jepang. Yang belum mengenal tempe sama sekali.