Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Membongkar Rahasia Totem Di Mulut Goa Ratu

Minggu, 25 Oktober 2015 – 11:15 WIB
Membongkar Rahasia Totem Di Mulut Goa Ratu - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: Istimewa.

Kini, Parewa sudah tahu paras Sri lewat foto yang dikirim. Gadis yang duduk di kelas 3 SMA itu berparas ayu, menurut Parewa. Keayuan Sri-lah yang menginspirasi Parewa melukis sekuntum bunga di sehelai kertas. Lukisan itu dikirimkan ke Yogya berikut kata-kata penuh rayuan tentunya. 

Bukan main senangnya hati Sri menerima kiriman lukisan itu. Bunga itu membuatnya berbunga-bunga. Di tempat terpisah, Parewa-pun berbunga-bunga. Padahal, semenjak kecil Parewa tipikal orang yang tak berani berhadapan dengan perempuan. Jangankan menggoda, bertegur sapa pun dia tak bernyali. 

Semasa sekolah dulu, tiap berpapasan dengan perempuan dia selalu merunduk. Di jalan, bila berpapasan dengan perempuan di persimpangan jalan, dia memilih menyimpang. Hal itulah yang memunculkan sindiran dari teman sebaya: Parewa jumpa perempuan langsung ciut kayak kerupuk disiram air. 

***

Di penjara banyak hal dipelajari. Penjara tak ubah universitas. Di penjara-lah Parewa berjumpa Hendra Gunawan, maestro senirupa tanah air yang bersahabat dengan pelukis Affandi. Parewa menaruh minat besar terhadap senirupa. Dia berguru kepada Hendra yang tak pernah pelit berbagi kepandaian. 

"Tahanan PKI itu orangnya pintar-pintar dan tidak pernah pelit dengan ilmunya. Jadi, di sini, kalau mau belajar bahasa asing ada gurunya, belajar melukis ada gurunya..." begitu bunyi surat Parewa kepada Sri suatu waktu. Bermacam hal terkait ilmu senirupa didulang Parewa dari Hendra Gunawan. Dia belajar melukis dan mengukir. Perkakas merupa seperti cat, kain kanvas dan pahat untuk mengukir didapat dari orang-orang yang membesuk. 

Dari Hendra Gunawan, Parewa mendapat petatah-petitih...berkarya itu berhubungan erat dengan rasa. Saat muncul rasa ingin kencing, maka segera keluarkan. Muncul rasa ingin buang air besar, segera keluarkan. Kalau tidak dikeluarkan jadi penyakit dia. 

Begitu pula berkarya, saat merasakan sesuatu, terbayang akan sesuatu langsung keluarkan. Tuangkan rasa itu menjadi sebuah karya. Kalau tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan jiwa. Jadi hidup ini sebetulnya perkara mengolah rasa. 

INI cerita bukan sembarang cerita. Cerita diangkat dari kisah nyata. Berpangkal petaka satu sembilan enam lima. Berbuah cinta rang muda-muda. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close