Membongkar Rahasia Totem Di Mulut Goa Ratu
"Saya pikir Neng sombong, ternyata tak hanya cantik, Neng juga baik hati," lagi-lagi Parewa melempar rayuan maut. Ratih semakin melambung.
Sepi. Selain mereka berdua tak ada orang lain di rumah itu. Berbekal kertas dan pensil yang diberikan Neng Ratih, Parewa mulai berkarya.
"Hari ini sayalah manusia yang paling bahagia di dunia ini," gumam Parewa sambil menggambar.
"Kenapa?"
"Bagaimana tidak? Saya bisa berlama-lama menatap gadis paling cantik yang pernah saya jumpai."
"Ah, Akang bisa aja."
Semenjak pertistiwa itu, Parewa sembuh dari sakitnya. Dia tak lagi canggung dengan kaum hawa. Makanya, ketika anak Pak Ragil menyurati, dia tak gamang sedikit pun menguntai kata-kata indah penuh rayuan.
***