Membongkar Rahasia Totem Di Mulut Goa Ratu
Sambil ngesot tanpa menegadah sedikit pun, Parewa mendekati Ratih. Semakin dekat...semakin dekat...dan matanya tertumbuk pada betis bunting padi nan mulus. Parewa memberanikan diri menyentuh kaki itu dengan kain pelnya.
"Eh, maaf Neng," Parewa berbasa-basi dalam kepura-puraan.
"Eh, nggak apa-apa," Ratih menimpali.
"Nggak sengaja," kali ini Parewa melirik ke paras Ratih nan aduhai.
Mata bertemu mata. Entah pelet apa yang dimainkan Parewa, bunga desa Nusa Kambangan itu meraih kedua tangan anak muda kita dan menariknya berdiri. Jangan-jangan bunga yang sedang mekar itu rindu akan sentuhan kumbang. Ratih memang kesepian. Dia tak punya teman sebaya.
Merasa dapat angin segar, Parewa langsung melontar kata, "Neng cantik sekali. Mau saya lukis?"
Rupanya sanjungan itu ampuh, kawan. Ratih tergoda.
"Boleh," katanya tersipu malu.