Mempertahankan Tradisi Malam Selikuran di Tengah Pertikaian
"Prinsipnya kami Masjid Agung Surakarta memfasilitasi selama tidak berbenturan. Kami tidak ingin terlibat dalam konflik internal," tuturnya.
Secara esensi tidak ada yang berbeda dari dua versi prosesi malam Selikuran itu. Hanya pengemasan kirab saja yang berbeda.
Pada pelaksanaan Malam Selikuran 2022, rombongan Hangabehi mendapat giliran pertama. Sekitar 1.000 abdi dalem pengikutnya mulai berjalan dari Kamandungan sekitar pukul 21.00 WIB.
Di barisan paling depan terdapat lampion berbentuk Masjid Agung dan simbol Keraton Kasunanan yang diangkut oleh empat abdi dalem. Mereka memimpin rombongan abdi dalem lainnya yang menembang, membawa lampion bebentuk bintang, dan memainkan rebana.
Ada pula para abdi dalem yang membawa sedekah bumi berbentuk tumpeng. Mereka mengusung 1.000 tumpeng kecil.
Selain itu, para abdi dalem juga menggotong dua Ancak Jantopo berisi tumpeng besar. Ada ingkung ayam dan kelengkapan lainnya di tumpeng besar itu.
Dalam perjalanan menuju Masjid Agung Surakarta, para abdi dalem melantunkan tiga tembang yang berisi permohonan keselamatan, yaitu Kawung Dawuk Pl Bg, Kidung Panulak Pl 6 ,dan Bangu Matik Pl 6.
Tembang-tembang itu diiringi gamelan Santiswara yang terdiri atas gong, jendang, kopyok, dan kemanak.