Menangis, Susilawati Bilang Mencintai Pria Pembunuh Suaminya
Menurut Mahyaruddin, begitu korban tahu kalau dia tinggal serumah dengan Susi, rupanya membuat Rudi menggila. Emosinya di atas puncak. Rudi cemburu. Pintu rumah yang dikunci dari dalam didobrak paksa. Suasana semakin gaduh ketika pintu dibuka.
Sejurus kemudian korban menghajar Mahyaruddin tanpa ampun di depan Susi dan dua anak mereka.
Duel bebas di dalam rumah tak terelakkan. Mereka baku hantam. Mahyaruddin semakin beringas menghajar pria yang dituduhnya sebagai selingkuhan istrinya itu tanpa ampun.
“Saya sudah minta tolong dan terus dihajar almarhum sampai kepala bocor. Karena saya pikir tak imbang, saya mau lari ke luar melarikan diri dari dapur belakang. Rupanya semua pintu sudah dikuncinya dari luar,” terang Mahyaruddin.
Karena terdesak dan kalah, pelaku merasa terancam. Dia melihat sebilah pisau di dapur belakang rumah, lantas menggunakan senjata tajam itu untuk melanjutkan pertarungan.
“Saya tak punya niat membunuh, pak. Pisau itu memang saya ambil karena saya sudah terancam dan kalah berantam sama almarhum,” ujar Mahyaruddin membela diri.
Sama-sama tersulut emosi, pelaku menikam tubuh korban tanpa ampun. Susi sempat ingin memisahkan keduanya. Namun perempuan itu tak sanggup. Seketika, korban tewas bersimbah darah di tangan Mahyaruddin.
Suasana kacau. Bahkan menurut kesaksian Novi, salah satu anak korban, ia sempat dikejar pelaku setelah membantai ayahnya dengan pisau. Setelah itu, Mahyaruddin dan Susi kompak melarikan diri dengan menggunakan sepedamotor milik korban.(per/des/ma)