Menelisik Indonesia
Oleh Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M, Wakil Ketua MPR RIPandemi belum berlalu, bahaya belum usai. Pola hidup manusia belum banyak berubah dengan tuntutan adaptasi pada kenormalan baru.
Ungkapan terima kasih berlimpah kepada paramedis sebagai garda terdepan yang tak lelah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terdampak. Terus mengingatkan agar menaati protokol kesehatan sehingga masyarakat tergerak untuk tetap saling menjaga.
Vaksinasi berhasil mengatasi lonjakan kasus dan menekan angka kematian. Namun, kekhawatiran akan munculnya varian-varian baru bakal menjadi beban tambahan yang harus diantisipasi. Tidak semua negara mampu melaksanakan program vaksinasi. Indonesia baru mampu menyuntikkan vaksin sebesar 53% kepada warganya.
Selama mayoritas masyarakat belum divaksin, selama itu pula kita hidup dalam kekhawatiran. Memang, pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan perekonomian bangsa.
Dampaknya tak terkira, pengangguran dan kemiskinan meningkat. Selain itu, deficit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan dan defisit neraca pembayaran berdampak pada meningkatnya hutang pemerintah.
Pengalaman kejatuhan orba dimulai dari krisis ekonomi yang merambat kemana-mana. Tahun mendatang akan menjadi ujian berat tetapi diperlukan rasa optimis menyaksikan pemerintah mengambil kebijakan baik penanggulangan penyebaran wabah, vaksinasi dan stimulus pemulihan ekonomi menjadi segumpal harap di tengah krisis.
Apresiasi kepada pemerintah yang terus berupaya mengendalikan pergerakkan masyarakat. Melalui ragam kebijakan pengendalian senantiasa mengupayakan yang terbaik. Memaksimalkan pelayanan kesehatan, memperbaiki tata kelola dan sistem pelayanan kesehatan mesti menjadi perhatian menyongsong pergantian tahun.
Kita tentu tak ingin berkutat pada persoalan yang sama di setiap pergantian waktu. Partisipasi dan kerja sama masyarakat diharapkan untuk mencegah penyebaran wabah sekaligus bergotong-royong mempertahankan kehidupan.