Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Menelusuri Penyebab Tingginya Angka Kematian Anak Akibat Virus Corona di Indonesia

Rabu, 03 Juni 2020 – 18:40 WIB
Menelusuri Penyebab Tingginya Angka Kematian Anak Akibat Virus Corona di Indonesia - JPNN.COM
Bayi yang baru lahir wajib memakai pelindung muka selama pandemi covid-19. Balita wajib mendapatkan imunisasi dasar. (Supplied: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Tiga dari empat anak yang meninggal di Amerika Serikat, selain terkonfirmasi positif COVID-19, juga mengalami sindrom inflamasi yang meskipun dipercaya berhubungan dengan virus corona, tapi belum bisa dijelaskan kaitannya secara lebih jelas oleh para dokter.

Menelusuri Penyebab Tingginya Angka Kematian Anak Akibat Virus Corona di Indonesia Photo: Wali Kota New York Andrew Cuomo mulai menyangsikan asumsi bahwa anak-anak tidak rentan COVID-19 menyusul puluhan kasus di New York. (Reuters: Lucas Jackson)

 

Walikota New York, Andrew Cuomo mengatakan, pejabat kesehatan sedang meninjau 73 kasus serupa, yang mengguncang asumsi sebelumnya jika sebagian besar anak-anak tidak rentan terhadap novel virus corona.

"Kami tidak begitu yakin lagi mengenai fakta itu. Balita, anak-anak sekolah dasar menunjukkan gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki atau sindrom seperti syok yang beracun," kata Cuomo seperti yang dikutip World Economic Forum (12/05).

Dalam konteks Indonesia, dr Aman menduga jumlah kasus COVID-19 pada anak jauh lebih tinggi dari catatan IDAI atau catatan pemerintah, karena masih sedikit jumlah tes yang sudah dilakukan dan ketersediaan data yang terbatas.

Dari data yang dimiliki IDAI, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat, karena data dari Dinas Kesehatan Provinsi keduanya cenderung lebih tersedia dan lengkap dibanding daerah lain.

Mengapa angka kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia tinggi?

Menelusuri Penyebab Tingginya Angka Kematian Anak Akibat Virus Corona di Indonesia Photo: Pemerintah masih membicarakan rencana kembali ke sekolah menyusul seruan IDAI agar anak tetap belajar di rumah. (AP/Tatan Syuflana)

 

Angka kasus dan kematian anak akibat pandemi COVID-19 yang tinggi, menurut dr Aman, menunjukkan lemahnya ketahanan kesehatan anak Indonesia.

Seorang bayi laki-laki berusia sembilan bulan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang sebelumnya dinyatakan positif tertular virus corona meninggal dunia Rabu pekan lalu (27/05).

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close