Mengangkat Derajat UMKM dengan Teknologi
“Berkat bantuan anak-anak muda ini, baik yang menjadi Penjelajah atau Jatiper (kurir), memudahkan promosi UMKM,” jelas Henri. “Intinya, Titipku ingin membantu promosi dan marketing UMKM secara digital.”
UMKM yang tergabung dalam Titipku cukup beragam, mulai fashion, kuliner, industri kreatif, hingga pedagang pasar. Tak hanya soal digitalisasi dengan memasukkan mereka ke market place, namun Titipku juga membantu UMKM sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Jika mereka butuh modal, kita bisa referensikan ke industri perbankan, koperasi atau Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Jika mereka butuh packaging atau branding, kami juga membantu mereka dalam hal desain secara gratis. Kami ingin membantu UMKM ‘naik kelas’,” tegas Henri.
Melihat peran Wahyoo dan Titipku serta platform digital lain yang terlibat dalam pendampingan terhadap UMKM, Teten optimistis Indonesia akan maju. “Para Pahlawan Digital maupun inovator-inovator muda ini mengabdi untuk bangsa dengan membantu UMKM,” kata Teten.
Bertahan di tengah pandemi
Teten tak menampik persaingan UMKM saat ini cukup sengit. Karenanya, ia menyarankan, kualitas produk maupun cara merespons pesanan itu menjadi penting. Inilah yang perlu terus dikembangkan dan dipertahankan oleh pelaku UMKM.
Menurut Teten, masih banyak UMKM yang tidak memiliki tempat usaha yang bagus. Bahkan sebagian besar melakukan kegiatan usaha di rumah masing-masing. Dengan masuk ke market place, maka permasalahan mereka bisa diselesaikan. “Pada masa Covid-19 ini kita jadi belajar betapa pentingnya jualan secara online,” tegasnya.
Neneng juga sepakat dengan Teten. Dalam kondisi saat ini, terutama di masa pandemi, UMKM harus adaptif terhadap perubahan dan cara menyelesaikan masalah. Di sinilah dibutuhkan pelatihan yang diberikan kepada pelaku UMKM maupun inovator muda.