Mengangkat Derajat UMKM dengan Teknologi
“Kalau sakit, kan akhirnya tak bisa kerja juga. Inilah yang menggerakkan saya. Apa yang dialami Ibu saya dialami juga oleh banyak pemilik usaha makanan tradisional lainnya. Mereka memiliki masalah yang sama,” kata Peter.
Kondisi ini, menurut dia, harus dibenahi. Kemajuan teknologi digital sekarang ini, harusnya bisa membantu mereka. “Karena teknologi hadir untuk memudahkan pekerjaan kita. Tak hanya mempermudah, tapi teknologi juga bisa membuat mereka mendapatkan lebih banyak lagi customer (pelanggan).”
Peter menjelaskan, Wahyoo adalah aplikasi laksana operating system bagi pemilik warung makan. Pemilik warung hanya fokus pada bagaimana memasak yang enak dan melayani pelanggan, sisanya akan dibereskan oleh Wahyoo. Dengan begitu, pemilik warung makan dapat meningkatkan kualitas hidupnya karena sebagian beban mereka berkurang.
Secara sederhana, Wahyoo menawarkan konsep yang disebut P3K (Pelatihan, Pembimbingan, Pendapatan dan Kemudahan). “Kami membimbing bagaimana mereka seharusnya mengelola warung laiknya restoran. Sehingga mereka mengerti apa yang namanya pembukuan, pemasaran dan ekspansi bisnis,” jelas Peter.
“Ketika pembukuan, pemasaran, dan ekspansi usaha ini berjalan, maka pendapatan pemilik warung otomatis akan meningkat. Pelanggan juga akan bertambah," lanjutnya.
Prinsip lain yang ditawarkan Wahyoo adalah kemudahan. Sebab, apa pun yang dilakukan pemilik warung semuanya berbasis aplikasi. Mulai dari belanja, hingga pencatatan utang-piutang.
Di lain pihak, Henri menjelaskan bahwa aplikasi yang ia buat merupakan platform digitalisasi UMKM. Pengguna aplikasi ini adalah anak-anak muda Indonesia yang dapat membantu UMKM go digital. Mereka mengunggah UMKM dengan membuatkan toko online di Titipku.
Titipku membantu UMKM, terutama yang mikro seperti pedagang pasar (konvensional), usaha kaki lima, maupun industri rumah tangga, juga mereka yang berjarak dengan teknologi digital.