Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi?

Rabu, 24 Juni 2020 – 17:45 WIB
Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi? - JPNN.COM
Ada peningkatkan jumlah dokter, perawat, dan tenaga kesehatan di Indonesia yang meninggal akibat tertular virus corona. (Reuters: Willy Kurniawan)

Artinya, pada tiap 100 kematian ada sekitar enam hingga tujuh tenaga kesehatan yang meninggal dunia.

Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi? Photo: Koran Tempo memuat 24 dokter yang meninggal di awal pandemi virus corona. (Koran Tempo)

 

Sementara Wakil Ketua Umum PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia), dr Adib Khumaidi, mengatakan tingkat kematian nakes Indonesia saat ini tidak jauh berbeda dengan angka bulan lalu.

"Enggak jauh beda, apalagi karena ada peningkatan angka kematian pada dokter dan perawat. Saya belum dapat informasi baru kalau dari dokter gigi," kata dr Adib kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.

Menurutnya Indonesia kini menjadi negara dengan tingkat kematian nakes tertinggi di antara negara Asia Tenggara, bahkan di dunia.

"Secara persentase, di dunia kita termasuk yang paling tinggi, karena angka negara-negara lain hanya sekitar 1 persen. Apalagi di ASEAN, kita paling tinggi," ucap dr Adib Khumaidi.

Sampai 23 Juni 2020, secara nasional IDI mencatat ada 38 dokter yang sudah terkonfirmasi meninggal karena COVID-19.

Media Katadata pernah membandingkannya dengan tingkat kematian nakes di Amerika Serikat dan Inggris yang di bawah 1 persen, yakni 0,16 persen untuk AS dan 0,5 persen di Inggris.

Kematian dr Anang Eka Kurniawan di Surabaya, pekan lalu (19/06) menjadi orang terakhir di keluarganya yang tutup usia karena pandemi COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close