Mengapa Angka Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Tinggi?
Kematian dr Anang Eka Kurniawan di Surabaya, pekan lalu (19/06) menjadi orang terakhir di keluarganya yang tutup usia karena pandemi COVID-19.
Mendiang dr Anang adalah kakak dari dr Deny Dwi Fitriyanto, dokter Puskesmas Tambelangan, yang meninggal lima hari sebelumnya di RS Unair, Surabaya.
Kedua orang tua mereka, yang juga bekerja sebagai tenaga kesehatan (nakes) di Jawa Timur meninggal dengan laporan yang menyebutkan akibat tertular virus corona.
- Suwito, ayah dari dr Anang dan dr Eka meninggal di RSUD dr Mohammad Zyn Sampang, Madura, 7 Juni
- Suwito berusia 60 tahun, baru empat bulan pensiun dari pekerjaannya sebagai perawat di Puskesmas Kedungdung, selain buka praktik di rumahnya
- Suwito pernah tercatat sebagai pasien dalam pengawasan (PDP)
- Sri Rahayu, istri dari Suwito meninggal dunia sehari setelah Suwito wafat
- Sri Rahayu pernah menjadi bidan senior di Puskesmas Kamoning.
Di hari yang sama dr Deny meninggal, dokter Gatot Pramono yang bertugas di instalasi gawat darurat di RSUD Sidoarjo juga meninggal dunia, diikuti perawat Sri Agustin dari rumah sakit yang sama, sehari setelahnya karena positif COVID-19.
Kasus kematian keluarga tenaga kesehatan di Madura dan dua lainnya di Sidoarjo adalah refleksi dari kasus penularan COVID-19 di kalangan tenaga kesehatan di Jawa Timur.
Ratusan nakes di Jatim tertular COVID-19
Sampai tanggal 15 Juni 2020, tercatat ada 175 tenaga kesehatan di Jawa Timur yang terpapar COVID-19.