Menguak Problematik Vaksin COVID-19
Oleh: Dr Paulus Januar, drg, MSUji klinis tahap 3 dijalankan secara meluas biasanya mencakup 1000 hingga 100.000 subyek penelitian. Meski pada tahap sebelumnya sudah menunjukkan hasil yang baik, tapi mutlak perlu dilanjutkan uji klinis dengan subyek penelitian dalam jumlah yang besar.
Mungkin saja terjadi, vaksin tidak menimbulkan efek yang merugikan ketika diujicobakan pada sekelompok kecil orang, namun ketika diberikan pada orang yang jumlahnya lebih banyak ternyata terlihat ada yang mengalami efek yang merugikan.
Hal ini mungkin karena efek yang tingkat kejadiannya kecil baru akan terlihat ketika dilakukan uji coba pada orang yang jumlahnya cukup banyak.
Pada uji klinis ini dapat dilakukan penelitian secara spesifik terhadap berbagai kelompok populasi seperti pada anak-anak, remaja, orang dewasa, usia lanjut, atau pun membandingkan antara laki dan perempuan, serta dapat pula dilakukan terhadap kelompok etnis yang berbeda.
Proses akhir adalah penetapan dan produksi. Hasil uji coba vaksin kemudian dilaporkan dan dilakukan penelaahan oleh para pakar (peer review), dan bila hasilnya baik, selanjutnya dapat disahkan serta diterbitkan perijinannya oleh otoritas kesehatan.
Pada tahap ini walau vaksin sudah ditemukan, namun tetap terdapat problematik yang akan dihadapi yaitu bagaimana melakukan produksi massal dengan penjaminan mutu yang baik, proses distribusi, serta pelaksanaan vaksinasi secara meluas. Dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit, idealnya paling sedikit 70% populasi harus divaksinasi. Bagi Indonesia berarti sekitar 180 juta penduduk harus divaksinasi, hingga dapat dibayangkan problematika produksi, distribusi, dan pemberian vaksinasi.
Sekarang ini di dunia lebih dari 150 jenis calon vaksin Covid-19 sedang dalam proses penelitian, dan 27 di antaranya sudah dalam proses uji klinis. Terdapat sekian banyak calon vaksin Covid-19 karena masing-masing berdasarkan landasan teori, metode, dan teknologi yang berbeda-beda.
Pengembangan berbagai jenis calon vaksin Covid-19 antara lain berdasarkan berbagai konsep seperti genetic vaccine, mRNA vaccine, DNA based vaccine, viral vector vaccine, protein based vaccine, VLPs (Virus-Like Particles) vaccine, Pathogen-specific aAPC vaccine, live attenuated virus vaccine, dan inactive virus vaccine. Terdapatnya sekian banyak calon vaksin Covid-19 merupakan sesuatu yang positif karena selain akan mendapatkan alternatif yang terbaik, juga pengalaman selama ini menunjukkan cukup banyak calon vaksin yang pada akhirnya ternyata gagal.