Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mengunjungi Desa di Sigi yang Kena Blender Gempa, Merinding

Jumat, 05 Oktober 2018 – 09:53 WIB
Mengunjungi Desa di Sigi yang Kena Blender Gempa, Merinding - JPNN.COM
Salah satu kawasan yang diterjang gempa Sulteng. Foto: M. Kusdharmadi/JPNN.com

Awak Fajar memilih mengambil jalanan ke kiri. Sebuah jalanan kecil, hanya satu mobil bisa lewat. Karena agak jauh memutar untuk sampai ke lokasi, harus menyeberangi sebuah kuburan. Sebuah jalan pintas yang memperpendek langkah dua kali lipat.

Memanjat di beberapa dahan dan meterial sisa gempa, awak Fajar tiba di sebuah lahan. Sudah ada atap rumah panggung terlihat. Nyaris sejajar dengan lumpur. Harus bertumpu di situ.

Karena kaki tak lagi bisa melangkah akibat adangan lumpur, harus kembali. Memutar ke jalanan sebelumnya.

Lantas, bertemu Basri (71), warga keturunan Sidrap yang telah lama tinggal di Sigi. "Banyak keluarga tinggal di sini. Belum ada kabarnya sama sekali," urai Basri yang datang dengan celana pendek dipadukan baju lengan panjang.

Banyak anggota keluarganya tinggal di situ. Kebetulan, ponakannya punya usaha ayam potong. Ada karyawannya yang juga masih keluarga sendiri. "Baru ka bisa ke sini, baru bisa dapat bensin," imbuh Basri dengan helm putih masih terpasang di kepalanya.

Murni (45), istrinya, menemani. Dari pihak keluarganya lah ponakan yang dimaksud itu. Ponakannya sudah punya anak. Cucu Murni. "Semoga kasian selamat ji," harap perempuan yang datang dengan jilbab panjang merah tua lusuh itu.

Wajahnya berkerut. Ketika menyaksikan lumpur telah meratakan seluruh permukiman di Petobo-Mpanau. Kakinya tertahan, tak sanggup melangkah. Perempuan asal Kajuara, Bone, ini memanjatkan doa. Berharap ponakan dan cucunya hanya mengungsi, bukan tertelan lumpur.

Iwan (43), saksi mata gempa yang membolak-balikkan dua kampung itu, kesulitan menggambarkan detik-detik peristiwa tak terlupakan itu. Rumahnya berada di deretan kedua dari jalur aliran lumpur.

Ada sawah yang pindah sampai dua kilometer, bentuknya tidak berubah, masih ada padinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close