Menko Polhukam Singgung Rok Panjang Pramuka SMPN 1 Turi Sleman
jpnn.com, SLEMAN - Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan bahwa tragedi susur sungai Sempor yang dilakukan unit Pramuka SMPN 1 Turi Sleman wajib menjadi catatan. Tak hanya bagi pihak sekolah, tetapi juga instansi yang memayungi yakni Dinas Pendidikan dan Kwartir Pramuka.
Mahfud juga meminta adanya evaluasi penyelenggaraan ekstrakulikuler luar ruang. Terutama yang tidak berada dalam lingkup dan lingkungan sekolah. Pertimbangan utamanya ialah keselamatan siswa selama menjalani kegiatan.
“Untuk giat seperti ini (susur sungai) harus dipertimbangkan secara matang. Apakah lokasi sudah dimitigasi terutama dari resiko yang timbul sewaktu-waktu,” katanya saat mengunjungi SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2).
Mahfud juga turut memberikan catatan atas pakaian para siswa. Menurutnya ada ketidaktepatan dalam berpakaian. Para anggota Pramuka, khususnya siswi memakai rok panjang. Hal ini menurutnya bertentangan dengan lokasi giat ekstrakurikuler.
Rok panjang, menurutnya, justru menjadi penghalang dalam beraktivitas susur sungai. Ini karena para siswi harus berjalan di arus sungai yang kencang. Saat terbentang justru akan menciptakan daya dorong dan membuat siswi terjatuh.
“Jadi penghalang arus sungai saat terbentang jadi terdorong arus. Ditambah lagi gerak kaki tidak bebas. Padahal giatnya di air yang memiliki arus kencang,” ujarnya.
Mahfud meminta agar sekolah maupun instansi pengampu benar-benar berkomunikasi. Dalam hal ini adalah prosedur dan detail penyelenggaran kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Sehingga benar-benar terpantau dan terseleksi secara kompleks.
“Jadi selain mendatangkan edukasi, tetapi juga perlu diperhatikan faktor keamaan dan keselamatannya. Bukan berarti menjadi takut lalu menghentikan kegiatan. Silakan, boleh tetapi juga harus tahu dampak akibatnya,” katanya.