Menpar Arief Yahya Sampaikan Quick Win Pariwisata Indonesia 2017
Dibutuhkan total collaboration, dengan Kemenhub, Airlines, Airnav, dan Angkasa Pura. “Saya senang Pak Menhub Budi Karya Sumadi sangat paham pariwisata, dan tahu apa yang harus disupport buat pengembangan destinasi wisata,” jelas Arief.
Sejak dua bulan silam, problem jembatan udara buat Indonesia yang berkepulauan ini sudah terdeteksi. Karena itu Arief bersama tim Kemenpar melakukan road show ke industri Airlines, Angkasa Pura I-II dan Authority, dalam hal ini Kemenhub.
Gaya swasta, tidak terlalu protokoler, langsung bicara seolah-olah seperti B to B, mencari solusi terbaik. “Karena 75 persen wisatawan itu masuk ke tanah air dengan airlines. Lalu 24% dengan penyeberangan, dan 1% di perbatasan. Sentuh yang terbesar dulu, untuk quick win,” katanya.
Bagaimana mengatasi problem air connectivity itu? Dorong airlines terbang ke destinasi wisata di tanah air. Dorong jam beroperasi airport lebih panjang, hingga 24 jam. Dorong deregulasi, kemudahan penambahan slot bagi pesawat yang hendak masuk ke Indonesia. “Lakukan joint promo dan paket hard selling,” ujarnya.
Ketika Go Digital sudah running. Lalu Akses udara mulai terbuka lebar, maka bottlenecking selanjutnya adalah amenitasnya. Jumlah kamar hotel, resort, vila yang harus siap dalam jumlah besar.
“Nah, di sinilah homestay desa wisata juga harus dikebut untuk mendapatkan quick win. Q-1 tahun 2017 harus bisa bangun 1.000 homestay, dibagi ke-10 top destinasi, sehingga masing-masing 100 homestay desa wisata. Di luar 10 Bali Baru itu silakan diusulkan. Target 2017 adalah 20.000 homestay,” tegas Arief Yahya, yang diiyakan Ketua Pojka 10 Top Destinasi, Hiramsyah Sambudy Thaib.
Tiga point penting dalam Rakornas itu –Go Digital, Akses Air Connectivity, dan Homestay Desa Wisata—menjadi pegangan semua tim Kemenpar untuk melangkah di kuartal pertama 2017.
“Rekomendasi dari tiga komisi yang membicara tiga hal itu, harus dijalankan dengan corporate culture Kemenpar yang Solid, Speed, dan Smart! Sesuai dengan tema Indonesia Incorporated, kita sendiri juga harus Kemenpar Incorporated,” pesan Arief. (adv/jpnn)