Menparekraf Sandiaga Uno Berharap Santri Bisa Aktif Menjawab Tantangan Digital
jpnn.com, JAKARTA - Program Santri Digitalpreneur Indonesia (SDI) sukses diselenggarakan di lima kota di Indonesia, yaitu Tasikmalaya, Tanah Datar, Banjar Baru, Bondowoso dan Sidoarjo.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan santri memiliki potensi besar menjadi pendorong kebangkitan bangsa.
“Saya lihat tantangan digital masuk di berbagai bidang, salah satunya ekonomi. Santri merupakan jawaban atas tantangan itu, misalnya adanya kebutuhan konten kreatif yang mengedepankan nilai-nilai islami, rahmatan lil alamin. Inilah kesempatan peluang yang harus dimanfaatkan,” ujar Sandi-sapaan akrabnya- dalam siaran pers, Jakarta, Kamis.
Berdasar data Kemenag per Januari 2022 terdapat 27 ribu pondok pesantren dengan sekitar lima juta santri.
“Secara kuantitas kita punya sumber daya mumpuni. Kalau satu persen dari 5 juta santri saja, maka ada tambahan 50 ribu konten kreatif baru yang dihasilkan,” ujarnya.
Sandiaga berharap, dengan menganut jargon 3G (Gercep, Geber dan Gaspol), santri bisa berkontribusi di dunia media sosial, yang penggunanya mencapai 200 juta pada tahun ini.
Dia menyebut ada lima tantangan ekonomi digital yang kita hadapi sekarang ini, yaitu cyber security (keamanan siber), tight competition (persaingan ketat), human resources development (pengembangan sumber daya manusia), keterjangkauan akses internet, dan regulasi.
“Program Santri Digitalpreneur Indonesia berisi pelatihan dan penguatan kapasitas dalam menghadapi tantangan digital, dengan harapan nantinya santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, sebagai penggerak konten terbaik bernilai islami," ucap Sandi menambahkan.