Mentan Amran Puji Kecap Pamor, Ingat Cintanya Pernah Ditolak
"Saya bisa ngomong karena melakukan. Dulu tinggal di desa hidup kami susah. Jual batu gunung untuk bisa sekolah. Saat kuliah tidur di perpustakaan karena tidak mampu bayar foto copy. Tapi hasilnya, memori ingatan saya kuat karena selalu membaca," katanya.
Untuk semakin memotivasi para mahasiswa dan mahasiswi yang ada, Amran kemudian bercerita masa-masa saat kuliah di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ia mengaku cintanya pernah ditolak wanita idaman hanya karena miskin. Tekadnya kemudian tumbuh, lahir miskin merupakan takdir.
Namun tidak boleh saat meninggal juga dalam keadaan miskin. Karena itu Amran memacu diri untuk belajar dan bekerja.
"Dulu aku ditolak (mahasiswi). Cukup saya yang sakit hati. Begitu aku berhasil, aku berusaha membahagiakan mereka (yang menolak cinta). Memberi bantuan saat kesulitan. Jadi, syarat mau sukses harus belajar 20 jam sehari," ucap peraih Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan Bidang Wirausaha Pertanian ini.
Amran secara khusus juga meminta pemimpin di STPP Yogyakarta menambah jam belajar dan praktik yang ada. Tak perlu khawatir memberi didikan dengan disiplin tinggi, karena itu akan dikenang para mahasiswa hingga akhir hayat.
"Kalau mereka diisi dengan (ilmu) yang biasa-biasa, jangan mimpi mereka mengubah negeri. Saya ingin STPP sejajar dengan pergurun tinggi dunia, bukan hanya di Indonesia," kata Amran.
Usai memberi kuliah umum di STPP Yogyakarta, Amran juga memotivasi ribuan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM).